Origami merupakan seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, yakni gabungan dari kata ori yang berarti melipat dan kami yang berarti kertas. Ketika kedua kata itu digabungkan, ada perubahan sedikit namun tidak mengubah artinya yakni dari kata kami menjadi gami sehingga yang terjadi bukan orikami melainkan origami, maksudnya melipat kertas. Saat ini kata origami telah dikenal dan digunakan di seluruh penjuru dunia untuk menyebut seni melipat kertas (http://wrm-indonesia.org/content/view/203/2/). Menurut M. Amanuma dalam Danandjaja (1997:297), origami adalah seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk (Repository USU)
Pertama kali saya suka main origami itu waktu SD. Saya ingat
waktu itu ada mata pelajaran prakarya. Pada mata pelajaran itu para siswa
disuruh membuat lipatan origami yang nantinya ditempel pada sebuah buku gambar.
Lipatan itu bentuknya bisa berbagai macam. Bisa dalam bentuk tumbuhan, hewan
dan lain-lain. Kalau saya tidak salah waktu itu lebih banyak membuat bentuk
hewan. Setelah jadi, lipatan itu ditempel
lalu dihias dengan origami lain atau dengan pensil warna. Sebagai contoh,
misalnya, pada saat membuat bebek, di bawah bebek tersebut boleh kita tambahkan
potongan kertas origami berwarna biru sebagai aksen lautnya. Atau diwarnai saja
dengan pensil warna. Tidak hanya itu
saja, saya sempat membuat bingkai foto dari lipatan-lipatan origami tersebut.
Kesenangan itu pun berlanjut. Saya mulai mempelajari bentuk-bentuk origami
yang lain. Seperti membuat kodok, bunga dari buku yang dibeli adik saya. Ah iya
saya dan adik saya berada di sekolah dasar yang sama. Jadilah kami sama-sama
menyukai seni melipat kertas yang berasal dari negeri sakura tersebut. Dalam
buku itu juga dijelaskan dalam bentuk gambar secara rinci urutan lipatan yang
harus dilakukan. Sayangnya tidak ada
penjelasan secara tertulis. Selain adik saya, kakak sepupu ternyata mengetahui
membuat kesenian dari origami juga. Saya diajarkan cara membuat burung kertas.
Origami berbentuk burung ini entah kenapa dulu cukup populer dibandingkan dengan
bentuk-bentuk yang lain. Karna banyak juga saya lihat di film-film menampilkan
burung kertas sebagai hiasan pada latar film tersebut. Bahkan terinspirasi dari
sebuah film, pernah suatu kali saya berniat untuk membuat 100 origami berbentuk
burung yang nantinya akan saya kumpulkan pada toples bening. Sayangnya hanya berakhir sebagai wacana. Belum
pernah benar-benar saya realisasikan. Karna membuat 100 buah burung kertas itu cukup melelahkan
buat saya he he he ditambah lagi saya harus menyisihkan uang lebih untuk membeli origami dan toplesnya.
Entah sudah berapa lama saya meninggalkan hobi melipat
kertas ini. Sampai tibalah pada akhir-akhir ini saya teringat kembali akan hobi
saya ini dan mulai membuatnya lagi. Saya
mulai searching di Google untuk
melihat bentuk origami yang lain dan mencoba membuatnya lagi. Syukur, ternyata
saya masih ingat. Saya terharu. Hahaha iya saya memang agak sedikit lebay.
Terakhir kali saya bermain origami itu waktu saya SMA. Kalau tidak salah saat
kelas 11. Waktu itu ada pameran apa gitu
saya lupa. Tapi yang paling membuat saya bahagia ada stand khusus belajar
origami. Jika kita membeli 2 prakarya yang ada di stand tersebut kita dapat
belajar 2 bentuk origami secara gratis dan bebas memilih bentuk yang disuka
untuk dipelajari cara pembuatannya. Saya pun memilih untuk membuat 2 bunga ini.
Pict 1. Bunga Tulip (kiri) dan Bunga Anggrek (kanan). Dulu saya
sempat mencoba membuat bunga anggrek mengikuti langkah yang ada di buku adik
saya. Tapi tidak pernah berhasil karna masih bingung menafsirkan langkah yang
ada di buku. Alhamdulillah kali ini saya berhasil :”)
Kebetulan saya mengajak 2 teman saya saat mengunjungi stand
ini. Jadi, saat teman saya membeli prakarya juga, ia pun mendapat kesempatan
belajar membuat origami secara gratis juga. Ayolah siapa yang bisa menolak
kalau ada gratisan ;p Kalau saya tidak salah teman saya belajar membuat kotak
dan bunga juga. Sayangnya dia begitu cepat melupakan cara membuat origami
tersebut sehingga saya tidak bisa belajar gratis darinya. Tapi tidak apalah.
Toh saya masih punya Google dan Youtube ;p Iya kan?
Ngomong-ngomong ini saya masih punya beberapa foto yang
sempat saya ambil waktu berada di stand tersebut
Pict 2. Bentuk apel (kiri) bebek (tengah) dan cumi-cumi (kanan). Kalau disuruh pilih, dari ketiga gambar di atas saya mau belajar cara membuat cumi-cuminya
Pict 3. Bentuk kotak (tengah bawah) dan bunga (kanan atas) yang dipelajari oleh teman saya.
Pict 4. Bunga mawar ini sempat saya minta sebagai bentuk origami yang akan diajarkan kepada saya tapi tidak disetujui sama kakak-kakak disana hehe. Katanya terlalu rumit untuk diajarkan secara singkat.
Dari foto-foto diatas
bisa kita simpulkan bahwa kerajinan tangan seperti ini identik untuk kegiatan
anak TK atau PAUD. Menurut saya tidaklah sepenuhnya seperti itu. Karna pada
proses pelipatan itu sendiri dibutuhkan ketelitian, kesabaran dan ketepatan.
Salah melipat sedikit saja hasilnya bisa jelek dan tidak rapi. Dan kalau mau
hasilnya bisa kita jual. Saya yakin pasti masih ada orang yang menyukai hasil
kerajinan tangan seperti ini. Mama saya saja terkagum-kagum melihat saya bisa
membentuk kertas menjadi bentuk sedemikian rupa seperti itu. Kata mama “Ini apa
gak bisa dijual ya? Kan lumayan” hahaha saya sampai senyum-senyum sendiri
mendengarnya. Ngomong-ngomong saya termasuk pemula dalam origami. Kertas origmai yang saya beli pun masih kertas biasa yang biasa saya beli di minimarket. Bentuk yang saya buat pun masih bentuk yang sederhana saja. Belum sampai ke bentuk yang rumit-rumit. Hmm mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan sekarang. Jika ada
waktu dan topik baru yang masih berhubungan dengan origami akan saya posting
lagi di lain kesempatan. Untuk beberapa referensi belajar origami saya punya
referensi asik nih :
Salam origami!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar